Dengan Takakura, Kurangi 12 Ribu Kilogram Sampah

Rabu, 06 Mei 20090 comments


Alat pengolah sampah sederhana seperti keranjang takakura terbukti efektif kurangi timbulan sampah di silayah perkotaan. Pengolah sampah menjadi pupuk organik yang kini sudah menjadi angka 1000 unit di Lamongan ini, setiap harinya mampu kurangi timbulan sampah Kota Lamongan hingga 12 ribu kilogram.
Seperti dituturkan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Lamongan Luluk Suprapti, secara ekologi, keranjang takakura ini terbukti efektif kurangi produksi sampah di wilayah perkotaan dengan didaur ulang jadi pupuk kompos. Diungkapkannya, sampai saat ini tidak kurang dari 1000 unit keranjang takakura telah dipergunakan ibu-ibu di Kota Lamongan. Dengan produksi kompos sekitar 400 kilogram setiap harinya, dalam satu bulan keranjang tersebut sanggup reduksi timbulan sampah Kota Lamongan hingga 12 ribu kilogram.
Selain dari sisi ekologi, dari sisi ekonomi pupuk kompos yang dihasilkan itu juga sangat bermanfaat bagi ibu-ibu rumah tangga. Setidaknya, dengan mampu memproduksi pupuk kompos sendiri, ibu-ibu pemilik keranjang takakura kini tidak perlu lagi beli pupuk kompos untuk tanaman hias dan tamannya. “Setelah tahu berbagai manfaatnya, bahkan ada ibu-ibu yang secara swadaya memperbanyak keranjang takakura. Reduksi timbulan sampah ini belum lagi ditambah dengan pengeloaan sampah organik komunal seperti punya RSD Soegiri yang mengolah 200 kilogram sampah setiap harinya. Saya rasa belum ada rumah sakit lain yang memiliki kepedulian untuk kelola sendiri sampah organiknya seperti RSD Soegiri, “ kata Luluk.
Sementara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tambakrigadung, tidak kurang dari 250 kilogram sampah setiap harinya diolah menjadi pupuk kompos oleh LSM Prakarsa dan Kolila. Saat ini mereka juga lakukan inovasi penggunaan media lain untuk fermentasi sampah jadi kompos. Jika sebelumnya gunakan em4 yang harus beli, kini dengan campuran telur, air kelapa dan gula merah, proses pembuatan pupuk kompos jadi lebih ekonomis dan organis.
“Pengelolaan sampah dengan cara organik ini adalah bagian dari antisipasi dan komitmen Pemkab Lamongan untuk kurangi timbulan sampah di TPA. Potensi pupuk organik sebenarnya sangat besar di Lamongan. Seperti damen (batang padi) yang selama ini kurang mendapat perhatian dari petani. Kedepan akan diusahakan agar terbentuk demplot dan komposting pupuk organic di tiap kecamatan, “ ujar Luluk.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ekonik3 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger