Pengenalan Ideologi GmnI (Marhaenisme)

Sabtu, 05 Februari 20110 comments

Pengenalan Ideologi GmnI (Marhaenisme)* Oleh: Andijosua | 19 November 2010 | 10:31 WIB A. Pengantar Ideologi
Ideologi GmnI adalah Marhenisme. Ideologi memiliki
arti suatu rangkaian ide yang terangkum menjadi
satu. Munculnya sebuah ideologi didasari oleh
adanya kesadaran akan suatu permasalahan yang
harus diselesaikan untuk mendukung kehidupan bernegara, dengan tahapan : Mengamati Kehidupan sosial masyarakat yang menjadi objek
pengamatan memberikan gambaran akan adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataaan. 2. Bertanya
Akabat adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan tersebut muncul berbagai pertanyaan-
pertanyaan tentang penyebab kesenjangan
tersebut. 3. Berpikir (Berdialektika)
Setelah melalui proses mengamati dilanjutkan
dengan memunculkan pertanyaan-pertanyaan
maka selanjutnya adalah proses berpikir. Proses
berpikir tersebut merupakan suatu usaha dalam
upaya mencari kebenaran yang paling mendasar untuk menemukan jawaban dari pertanyaan.
4. Menjawab(berfilsafat)
Hasil dari berdialektika yang paling tinggi tadi itulah
yang disebut dengan jawaban (filsafat). Filsafat yang
sudah mencapai kematangan akan di kristalisasikan
menjadi sistem filsafat. 5. Ideologi
Sistem filsafat yang mengandung kebenaran
dilaksanakan secara taat azas merupakan suatu
tahapan pemikiran yang disebut Ideologi. System
filsafat ini tidak semena-mena menjadi ideologi.
Ketika system filsafat tersebut hanya jadi konsumsi sendiri maka kondisi itu tidak akan mencapai
tahapan ideology, oleh karena itu pelaksanaan
system filsafat perlu dilakukan pengajaran dan
dimasyarakatkan agar menjadi sebuah Ideologi. B. Lahirnya Marhenisme
Marhenisme pertama kali di ungkapkan oleh Bung
Karno ketika berumur 20 tahun (1921) melalui
pengamtan, Bung Karno melihat bahwa di
Indonesia terdapat pekerja-pekerja yang bahkan
lebih miskin dari pada tikus gereja dan dalam segi keuangan terlalu menyedihkan untuk bisa bangkit
di bidang social, politik, dan ekonomi. Padahal
masing-masing menjadi majikan sendiri. Mereka
tidak terikat kepada siapapun. Mereka menjadi kusir
gerobak kudanya, mereka juga pemilik dari kuda
dan gerobak itu dan tidak mempekerjakan buruh lain. Kemudian nelayan-nelayan yang bekerja
sendiri dengan alat-alat seperti tongkat kail,kailnya
dan perahunya sendiri. Dan begitu pun para petani
yang menjadi pemilik tunggal dari sawahnyadan
pemakai tunggal dari hasilnya. Semuanya pemilik
dari alat produksi. Itulah yang membedakan mereka dari proletar. Sehingga mereka tidak
termasuk kedalam satu bentuk golongan. Dari hal
itu Bung Karno memunculkan pertanyaan “ apakah mereka yang tidak memiliki satu golongan
tersebut?”. Pertanyaan itulah yang siang malam hingga berhari-hari, bermalam-malam bahkan
berbulan-bulan menjadi perenungan bagi Bung
Karno. Hingga pada suatu pagi dengan keinginan
untuk tidak mengikuti kuliah, karena otaknya
sudah terlalu penuh dengan soal-soal politik. Lalu ia
mandayung sepeda tanpa tujuan, sambil berpikir dan sampai di bagian selatan kota bandung, suatu
daerah pertanian yang padat dimana para petani
mengerjakan sawahnya yang kecil, yang masing-
masing luasnya kurang dari sepertiga hektar. Disitu
dia melihat seorang petani sedang mencangkul
sawahnya, lalu Bung Karno bertanya pada petani itu tentang “Siapa yang mempunyai yang dikerjakan petani tersebut?, apakah petani tersebut memiliki
tanah itu bersama-sama orang lain?, apakah tanah
itu dibeli?, Siapa pemilik sekop?, cangkul?, bajak?,
untuk siapa hasil yang dikerjakan?, dan siapa
pemilik gubuk itu ?”. Dari semua pertanyaan itu teryata semuanya adalah milik dan untuk petani
tersebut. Lalu Bung Karno menanyakan nama petani
tersebut dan dijawab dengan menyebut namahnya
“ Marhaen”. Setelah mendengarkan nama itu Bung Karno
mendapat ilham atas konsepsi yang sedang
dipikirkannya. Nama itulah yang digunakannya
untuk menamai semua orang Indonesia yang
bernasib malang seperti petani tersebut. Mereka
adalah korban dari system feodalisme, kapitalisme,kolonialisme dan imperialime.
Selanjutnya Bung Karno mengolah pengertiannya
dan mempersiapkan kata-katanya dengan hati-hati
untuk mengajarkan konsepsi yang telah dia
temukan tersebut. Konsepsi tersebut Bung Karno
namakan “Marhaenisme.” - Marhaenisme adalah sosialisme Indonesia,
- Marhaenisme yaitu sosio-nasionalisme dan sosio-
demokrasi
- Marhaenisme adalah azas yang menghendaki
susunan masyarakat dan susunan negeri yang
didalam segala halnya menyelamatkan kaum marhaen.
- Marhaenisme adalah juga cara perjuangan untuk
mencapai susunan masyarakat dan susunan negeri
yang sedemikian itu. Yang oleh karenanya harus
suatu cara perjuangan yang revolusioner.
- Jadi Marhaenisme adalah cara perjuangan dan azas yang menghendaki hilangnya tiap-tiap kapitalisme
dan imperialisme.
- Marhaen yaitu kaum proletar Indonesia, kaum tani
Indonesia yang melarat dan kaum melarat
Indonesia yang lain.
- Marhaenis adalah tiap-tiap orang bangsa Indonesia yang menjalankan Marhaenisme C. Nilai-nilai dasar Marhaenisme
Nilai-nilai dasar yang terkandung pada
Marhaenisme adalah Sosio-Nasionalisme, Sosio-
Demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sosio-
Nasionalisme dan Sosio-Demokrasi adalah ciptaan
Bunn Karno untuk menyebutkan kita punya Nasionalisme dan kita punya demokrasi. Sosio-
Nasionalisme adalah Nasionalisme masyarakat dan
Sosio Demokrasi adalah Demokrasi masyarakat. Sosio-Nasionalisme adalah nasionalisme yang
timbulnya tidak karena “Rasa” saja, tidak karena “gevoel” saja, tidak karena “lyriek” saja tetapi karena keadaan-keadaan yang nyata didalam
masyarakat, nasionalsime masyarakat bukanlah
nasionalisme “ngelamun” , bukanlah nasionalisme “kemenyan ”, bukanlah nasionalsime ”melayang “. Tetapi ialah nasionalisme yang dengan kedua-dua
kakinya berdiri didalam masyarakat. Maksudnya
ialah memperbaiki keadaan-keadaan didalam
masyarakat itu, sehingga keadaan yang kini
pincang itu menjadi keadaan yang sempurna, tidak
ada kaum yang celaka, tidak ada kaum yang papa sengsara.
Sosio-Demokrasi timbul karena sosio-nasionalisme,
sosio-demokrasi adalah pula demokrasi yang
berdiri dengan kedua-dua kakinya didalam
masyarakat. Sosio-demokrasi tidak ingin mengabdi
kepada kepentingan suatu gundukan kecil saja, tetapi kepentingan masyarakat. Sosio-demokrasi
adalah demokrasi sejati yang mencari keberesan
politik dan ekonomi, keberesan negeri dan
keberesan rejeki. Sosio-demokrasi adalah
demokrasi politik dan demokrasi ekonomi.
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah nilai-nilai yang menjadi landasan kehidupan berbangsa dan
bernegara seluruh rakyat Indonesia. D. Korelasi Pancasila dan Marhaenisme
Didepan sidang PPKI pada tanggal 1 Juni 1945,
Bung Karno berpidato tentang dasar Negara
Indonesi Merdeka. Bung Karno mengusulkan
pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila tersebut
merupakan hasil penggalian Bung Karno dari buminya Indonesia. Bung Karno membidani
lahirnya Pancasila bukan sebagai pencipta Pancasila.
Formulasi dari pancasila pidato Bung Karno adalah
sebagai berikut: Kebangsaan
Internasionalsime dan perikemanusian
Mufakat atau demokrasi
Kesejahteraan social
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari kelima sila tersebut bung karno menawarkan
jika ada yang tidak senang dengan 5 sila maka
diperas menjadi 3 sila(trisila) yaitu sosio-
nasionalsime, sosio-demokrasi dan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Lalu dia kembali menawarkan jika juga
tidak senang dengan 3 sila maka kembali diperas menjadi satu(ekasila) yakni “Gotong Royong”. Pada pemerasan 5 sila ke 3 sila yang menghasilkan nilai-
nilai dasar Marhaenisme menunjukkan bahwa nilai-
nilai yang terkandung pada Pancasila tersebut sama
dengan nilai-nilai yang terkandung pada
Marhaenisme. Oleh karena itu Pancasila itu adalah
Marhaenisme itu sendiri dan Marhaenisme itu adalah Pancasila itu sendiri (Pancasila is Marhaenisme,
Marhaenisme is pancasila) * Disajikan pada pekan penerimaan anggota bru
(PPAB) GmnI Gunungsitoli-Nias, 20 November 2010 Sumber bacaan:
Soekarno, Dibawah Bendera Revolusi
Adams cindy, Bung Karno: Penyambung Lidah
Rakyat
Soekarno, Pidato 01 Juni 1945 tentang dasar
negara Indonesia pada sidang PPKI
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ekonik3 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger