Sedekah Bumi Digelar Khusus Kaum Adam
Rabu, 12 September 20120 comments
Lamongan - Aktivitas memasak selalu identik dengan kaum hawa. Namun hal ini tidak berlaku bagi warga Desa Dibe Kecamatan Kalitengah Lamongan, saat mereka menggelar tradisi sedekah bumi.
Pada saat sedakah bumi, semua aktivitas dikerjakan kaum adam. Mulai dari menyembelih hewan hingga memasak dan menyajikan hasil masakannya tersebut.
Tidak seperti tradisi-tradisi sedekah bumi di tempat-tempat lain yang hanya mengutamakan makan-makan bersama. Tradisi sedekah bumi di desa ini selalu diramaikan dengan acara ritual yang semuanya dilakukan kaum adam. Mereka secara bersama-sama bergotong-royong menyiapkan acara sedekah bumi, termasuk makanan yang akan mereka sajikan di acara tersebut.
Salah seorang sesepuh desa yang juga Kepala Desa Dibe, Suparlin mengaku tradisi ini sudah dilakukan sejak dulu. Saat para laki-laki menginjak dewasa diwajibkan mengikuti ritual ini.
Ritual sedekah bumi, kata Parlin, diawali dengan mengarak hewan kurban keliling makam Mbok Rara Bojo, makam yang dikeramatkan oleh warga desa setempat.
"Kami ini kami menyembelih 2 ekor sapi dan puluhan ekor kambing dan sebelum diarak, semua hewan ini dibersihkan terlebih dahulu," ujar Parlin kepada wartawan, Rabu (12/9/2012).
Setelah diarak, semua hewan disembelih di sekitar areal makam dan kemudian diolah. Mereka mengolah sendiri masakan mereka dari mulai membumbui hingga menghidangkan masakannya untuk dimakan bersama.
"Untuk memasaknya pun, kami menggunakan tungku tradisional yang menggunakan kayu bakar dan memasaknya diatas kuali besar," jelasnya.
Tradisi ini sebagai ungkapan rasa syukur warga kepada Tuhan karena hasil panennya. Selain itu tradisi ini sebagai peringatan atas meninggalnya pepunden desa, Mbok Rara Bojo.
"Sedekah bumi ini kami gelar setiap usai musim panen pada hari rabo wage," tandasnya.
Setelah hasil masakan selesai, semua warga desa berkumpul di areal makam untuk menyantap hasil masakan dengan membawa nasi, tumpeng dan jajanan pasar. Acara sedekah bumi ini pun berlanjut hingga 2 hari.
Keesokan harinya, warga-warga yang dirasa mampu akan membagi-bagikan uang kepada anak-anak yang oleh warga desa dikenal dengan istilah udik-udikan.
"Acara sedekah bumi di tempat kami selalu meriah karena hampir semua warga datang, termasuk warga yang berada di perantauan pasti mereka pulang untuk sekedar mengikuti sedekah bumi ini," pungkasnya.
Posting Komentar